Perbedaan Splitzen dan Head Terminal pada Penangkal
Petir:
- Desain:
- Splitzen: Memiliki
bentuk sederhana dan runcing, biasanya berupa satu puncak atau cabang
minimal. Bentuknya dirancang untuk efisiensi penangkapan sambaran petir
tanpa fitur tambahan.
- Head
Terminal: Lebih kompleks, sering kali memiliki desain
bercabang atau berlapis, seperti model trisula atau spherical (bulat).
Dirancang untuk meningkatkan area perlindungan.
- Fungsi
Utama:
- Splitzen: Digunakan
untuk menangkap sambaran petir secara langsung dengan fokus pada
efisiensi sederhana. Biasanya untuk bangunan kecil hingga menengah.
- Head
Terminal: Dirancang untuk area perlindungan lebih luas,
seperti gedung besar atau kawasan industri, dengan teknologi tambahan
untuk meningkatkan efektivitas.
- Material:
- Splitzen: Umumnya
terbuat dari tembaga murni atau stainless steel, menonjolkan
konduktivitas tinggi tanpa banyak fitur tambahan.
- Head
Terminal: Terbuat dari bahan campuran logam (seperti
tembaga atau perak) dan kadang dilapisi untuk meningkatkan estetika atau
fungsi.
- Teknologi:
- Splitzen: Tidak
menggunakan teknologi canggih. Fungsinya murni berdasarkan prinsip fisik
dari daya tarik listrik.
- Head
Terminal: Beberapa model dilengkapi teknologi aktif
(ESE – Early Streamer Emission) untuk meningkatkan probabilitas sambaran
petir.
- Penggunaan:
- Splitzen: Cocok
untuk instalasi sederhana dengan biaya ekonomis.
- Head
Terminal: Digunakan untuk kebutuhan perlindungan skala
besar atau lokasi dengan risiko tinggi terhadap sambaran petir.
Head Terminal Konvensional

Splitzen tembaga murni adalah kepala penangkal petir berbentuk runcing, dibuat dari tembaga tanpa campuran logam lain. Tembaga dipilih karena memiliki konduktivitas listrik yang sangat tinggi, memungkinkan aliran energi petir disalurkan dengan efisien ke sistem grounding. Fungsi utamanya adalah menangkap sambaran petir dan melindungi bangunan dari kerusakan akibat lonjakan energi listrik. Splitzen ini tersedia dalam berbagai ukuran, seperti diameter 3/4 inci dengan panjang 30 cm atau 50 cm, menyesuaikan kebutuhan instalasi. Desain runcingnya meningkatkan kemungkinan menangkap petir, menjadikannya komponen vital dalam sistem proteksi petir.

Splitzen babet adalah terminal kepala penangkal petir berbentuk ramping dan sederhana. Splitzen berbentuk runcing tunggal atau bercabang, dirancang untuk menangkap petir secara efisien. Nama ini berasal dari bahasa Jerman yang berarti "ujung" atau "puncak." Babet mengacu pada bahan logam campuran, seperti paduan tembaga atau stainless steel, yang memiliki konduktivitas tinggi, ringan, dan tahan korosi, sehingga cocok untuk cuaca ekstrem. Biasanya digunakan pada bangunan kecil hingga menengah, splitzen babet ekonomis, praktis, dan efisien, dengan desain runcing untuk meningkatkan efektivitas dalam menangkap petir.

Trisula, tombak petir, dinamai dari bentuknya yang menyerupai senjata tradisional bercabang tiga, sering diasosiasikan dengan kekuatan dan perlindungan dalam mitologi, seperti senjata Dewa Siwa. Dalam penangkal petir, trisula merujuk pada kepala penangkal dengan tiga cabang untuk meningkatkan efisiensi menangkap petir. Bahannya bukan tembaga murni, melainkan tembaga berlapis atau stainless steel untuk daya tahan dan konduktivitas. Kadang dilapisi perak. Tembaga murni tidak dipakai karena terlalu lunak dan kurang tahan terhadap tekanan fisik, seperti angin kencang, sehingga rentan rusak.
Head Terminal:
Pengertian, Fungsi, Harga, dan Merek di Indonesia
Head terminal adalah
komponen utama dalam sistem penangkal petir yang berfungsi sebagai ujung
penerima sambaran petir. Alat ini dirancang untuk menangkap muatan listrik dari
sambaran petir dan menyalurkannya melalui kabel konduktor ke sistem grounding,
sehingga mencegah kerusakan pada bangunan, peralatan, atau manusia di
sekitarnya.
1. Fungsi Head Terminal
- Menangkap Sambaran Petir:
- Head terminal dirancang untuk menarik
sambaran petir melalui ujung runcingnya.
- Melindungi Struktur:
- Menjaga struktur bangunan dari kerusakan
fisik akibat sambaran langsung.
- Memastikan Penyaluran Energi:
- Menyalurkan energi petir dengan aman ke
tanah melalui kabel konduktor dan grounding system.
2. Harga Head Terminal di
Pasaran
Harga head terminal
bervariasi berdasarkan jenis, material, dan merek. Berikut adalah kisaran
harganya:
- Head Terminal Konvensional: Rp 300.000 - Rp
1.000.000
- Head Terminal Elektrostatis (ESE): Rp
2.500.000 - Rp 15.000.000
3. Merek Head Terminal di Pasar Indonesia
Berikut adalah beberapa merek yang banyak digunakan, beserta kelebihan, kekurangan, dan rata-rata resistansi tanah yang dapat dicapai:
4. Kelebihan dan
Kekurangan Head Terminal
A. Head Terminal
Konvensional
- Kelebihan:
- Harga lebih murah.
- Cocok untuk bangunan kecil atau perumahan.
- Kekurangan:
- Radius perlindungan lebih kecil (sekitar
10-20 meter).
- Efisiensi bergantung pada ketinggian
pemasangan.
B. Head Terminal
Elektrostatis (ESE)
- Kelebihan:
- Radius perlindungan yang luas (hingga 120
meter).
- Dilengkapi teknologi early streamer emission
untuk memancing petir lebih cepat.
- Kekurangan:
- Harga relatif mahal.
- Membutuhkan instalasi dan perawatan yang
lebih kompleks.
5. Rata-rata
Resistansi Tanah
Rata-rata resistansi
tanah (grounding) yang diperoleh setelah pemasangan head terminal:
- Konvensional : 5-10 Ohm.
- Elektrostatis (ESE): 2-5 Ohm.
Catatan: Nilai resistansi tanah sangat bergantung pada
jenis tanah dan kualitas grounding system. Jika resistansi terlalu tinggi,
diperlukan material tambahan seperti bentonite atau grounding enhancer untuk
menurunkannya.
Kesimpulan
Pemilihan head terminal bergantung pada kebutuhan perlindungan, anggaran, dan kondisi lokasi pemasangan. Untuk proyek besar atau bangunan komersial, head terminal elektrostatis (ESE) seperti Schirtec atau Prevectron lebih disarankan karena radius perlindungannya yang luas dan teknologinya yang canggih. Sementara itu, untuk bangunan residensial, head terminal konvensional dengan harga lebih terjangkau bisa menjadi pilihan.