Penangkal petir adalah perangkat yang dipasang di bangunan untuk melindungi dari kerusakan akibat sambaran petir. Fungsinya adalah mengalihkan energi listrik dari petir ke tanah sehingga tidak merusak struktur bangunan, peralatan elektronik, atau membahayakan penghuni.
Tidak semua bangunan memerlukan penangkal petir, tetapi bangunan dengan struktur tinggi, area terbuka, atau tempat dengan tingkat sambaran petir tinggi disarankan untuk memasangnya demi keamanan.
Penangkal petir bekerja dengan menangkap sambaran petir melalui terminal udara (head terminal), lalu menyalurkan energi listriknya melalui kabel konduktor ke sistem grounding di tanah, yang akan menyebarkan energi tersebut dengan aman.
Faktor yang harus diperhatikan meliputi:
- Tinggi bangunan.
- Tingkat risiko sambaran petir di lokasi.
- Kebutuhan sistem grounding yang baik.
- Jenis penangkal petir yang sesuai (konvensional atau elektrostatis).
Durasi pemasangan tergantung pada ukuran bangunan dan jenis sistem yang dipasang. Biasanya, untuk bangunan kecil atau rumah, pemasangan memakan waktu 1–2 hari kerja.
Ya, sistem penangkal petir membutuhkan pemeriksaan rutin, terutama untuk:
- Memastikan sistem grounding tetap berfungsi baik.
- Mengecek kondisi kabel dan terminal agar tidak ada kerusakan.
- Membersihkan head terminal dari kotoran atau korosi.
Biaya pemasangan bergantung pada:
- Jenis penangkal petir (konvensional atau elektrostatis).
- Tinggi bangunan dan panjang kabel konduktor.
- Kompleksitas instalasi grounding.
Rata-rata, biayanya mulai dari Rp5 juta hingga Rp50 juta atau lebih untuk bangunan besar.
Ya, biasanya pemasangan penangkal petir dilengkapi dengan garansi, mulai dari 1 tahun hingga 5 tahun, tergantung pada produk dan jasa yang ditawarkan.
Penangkal petir konvensional hanya menangkap sambaran petir langsung pada head terminal.
Penangkal petir elektrostatis dapat melindungi area lebih luas karena memiliki radius perlindungan tertentu.
Ya, jika dipasang dengan sistem grounding yang benar, penangkal petir dapat melindungi peralatan elektronik dari kerusakan akibat lonjakan arus listrik.
Bisa, asalkan bahan dan instalasi memenuhi standar kualitas untuk menghadapi lingkungan ekstrem, seperti tahan korosi dan grounding yang optimal.
Sistem grounding yang baik harus memiliki nilai resistansi tanah rendah (<5 Ohm), menggunakan bahan berkualitas seperti tembaga, dan dipasang sesuai standar instalasi listrik.
Ya, di Indonesia, pemasangan penangkal petir harus mengikuti standar SNI (Standar Nasional Indonesia) dan peraturan teknis lainnya.
Bisa, tetapi perlu dikaji tingkat risikonya. Biasanya, bangunan tinggi atau di area rawan petir lebih membutuhkan penangkal petir.
Sistem dapat diuji menggunakan alat ukur grounding atau megger untuk memastikan arus listrik dari petir bisa dialihkan ke tanah dengan baik.
Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menghubungi kami!